Patikan Kebo (Euphorbia Hirta) Gulma Ajaib Ampuh Untuk Terapi Asma
Asma adalah penyakit saluran pernafasan akut akibat peradangan/inflamasi dan penyempitan saluran udara, sehingga penderita mengalami kesulitan bernafas.
Menurut WHO, penyakit ini mengalami peningkatan penyebaran dari semula 4,2 persen menjadi 5,4 persen. Penderita asma akan mengalami penurunan produktifitas akibat banyak aktivitas biasa yang susah untuk dilakukan lagi seperti bersekolah atau bekerja.
Gejala penyakit asma yang paling khas adalah susah bernafas, nafas pendek dan disertai batuk, sesak dada dan biasanya nafas juga berbunyi.
Asma tergolong penyakit jangka panjang, sehingga penderita akan selalu tergantung dengan obat dan harus kontrol dokter. Sayangnya harga obat-obatan/terapi asma masih belum terjangkau untuk masyarakat umum, sehingga penggunaan obat-obatan herbal yang tersedia di alam menjadi solusi alternatif yang patut dicoba.
Salah satu tanaman yang telah teruji secara klinis mampu mengobati penyakit asma adalah patikan kebo, atau yang dalam nama ilmiahnya disebut Euphorbia Hirta. Ya, gulma yang selama ini kita anggap tak berguna dan hanya menjadi hama bagi tanaman lain ternyata memiliki manfaat yang bisa menyamai keefektifitasannya dengan obat asma kortikosteroid.
Soal keampuhan patikan kebo untuk penyakit asma bukanlah mitos belaka tetapi sudah pernah diuji klinis oleh salah satu mahasiswa berprestasi dari kampus UNS bernama Stefanus Erdana Putra. Dalam laporannya, Stefanus menulis: Ekstrak ethanol yang terkandung pada Patikan Kebo dapat bekerja secara langsung, selektif, dan efektif dalam mencapai saluran pernafasan bawah untuk mencegah degranulasi dan mencegah pembentukan cytokines IL-5 (interleukin-5) yang berperan besar pada patogenesis asma.
Para ahli yang telah meneliti tanaman patikan kebo menemukan 4 komponen penting berupa quercitrin, tanin, sterol, dan triterpenoid, yang terkandung dalam gulma ini dan memiliki peran besar dalam mengatasi penyakti asma.
Sebenarnya penggunaan patikan kebo untuk pengobatan penyakit asma sudah dikenal oleh masyarakat kita, namun selama ini cara pemakaiannya masih menggunakan teknik oral, alias dimakan atau meminum air rebusan tanaman ini saja. Cara ini kurang efektif, karena zat atau senyawa aktif tidak bisa langsung menuju ketitik sasaran saluran pernafasan penderita asam, akan tetapi harus melalui proses pencernaan dulu didalam perut, sehingga keefektifannya menjadi menurun. Solusinya adalah dengan mengolah tanaman ini menjadi ekstrak atau serbuk yang bisa dihirup, sama seperti pemakaian kortikosteroid, yang mengena langsung ke target penyakit, yakni saluran pernafasan yang mengalami inflamasi atau peradangan dan penyempitan pada penderita asma.
Stefanus menganjurkan terapi ekstrak patikan kebo bagi penderita asma dengan metode Dry Powder Inhaler atau disingkat DPI. Berbagai tipe DPI yang didesain sesuai dengan formulasi dan dosis ini telah terbukti dalam penelitian sebelumnya dapat dikombinasikan dengan ekstrak tumbuhan Trollis chinensis. Pada tahun 2013, proses pembuatan DPI dengan ekstrak Trollis chinensis terbukti efektif melalui micronization dengan laktosa. Oleh karena hal tersebut, Stefanus mengajukan ide mengenai potensi dari patikan kebo sebagai terapi asma berbasis DPI.
Mari kita tunggu inovasi selanjutnya dari mahasiswa-mahasiswa berbakat dalam mengembangkan tanaman asli Indonesia ini untuk tujuan menyediakan terapi yang murah, efisien, dan efektif bagi penderita asma.
Tentu saja peran serta dari pemerintah terutama kementerian pengembangan teknologi, kementerian kesehatan,. dan instansi pemerintah lainnya yang terkait bisa segera menemukan kesepakatan, demi meningkatkan resiliensi negara kita di aspek kesehatan dengan menyediakan terapi asma yang terjangkau yang juga bisa meningkatkan daya saing negara kita dengan negara-negara lain di dunia, khususnya pada perkembangan teknologi kesehatan.
Semoga.
Post a Comment
Post a Comment