Babadotan - Ageratum conyzoides - Bandotan
Daun bandotán atau babadotan memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional di beberapa negara. Tumbuhan ini memiliki kandungan bioaktif yang menghasilkan aktivitas bermanfaat di tubuh kita. Inilah sebabnya mengapa tanaman bandotan dapat diklasifikasikan sebagai tanaman herbal.
Tanaman Bandotan memiliki nama Latin Ageratum conyzoides. Di beberapa negara, bandotan / babadotan dianggap sebagai gulma (wabah) dan pertumbuhannya biasanya sulit dikendalikan.
Menurut majalah Ageratum conyzoides: diyakini bahwa tanaman ini berasal dari Amerika Serikat bagian tenggara menuju Amerika Tengah, tetapi pusat asalnya adalah Amerika Tengah. Mayoritas tanaman babadotan ditemukan di Meksiko, Amerika Tengah, kepulauan Karibia dan Florida. Tapi sekarang, bandotán juga hadir di beberapa negara tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Menurut catatan Wikipedia Indonesia, tanaman bandotan diimpor ke Jawa sebelum 1860 dan sekarang telah menyebar luas di berbagai wilayah Indonesia. Babadotan sering tumbuh di teras, pinggiran jalan, sepanjang pinggiran sungai, ladang, kebun kosong, area persawahan, dan daerah yang dihuni semak-semak.
Bandotan / babadotan memiliki ketinggian sekitar 30 hingga 80 cm. Batangnya ditutupi dengan rambut putih halus. Akarnya tumbuh di bagian bawah tongkat yang menyentuh tanah. Ujung tanaman ini biasanya bercabang, memiliki satu atau lebih kuncup bunga.
Bunganya tumbuh bergerombol menghadap arah yang sama. Setiap bunga memiliki antara 60 dan 70 anakan bunga unik, berwarna ungu dan putih.
Manfaat Bandotan Untuk Kesehatan
Di Bogor, gulma ini sudah lazim dipakai sebagai obat luka, cukup tumbuk daun bandotan seperlunya lalu campur dengan minyak goreng dan balurkan pada luka. Untuk luka baru, remas-remas daun Bandotan, campur dengan sedikit kapur lalu balurkan.
Rebusan dari daun juga digunakan untuk obat sakit dada, sementara ekstrak daunnya untuk obat mata yang panas. Akar yang ditumbuk dioleskan ke badan untuk obat demam; ekstraknya dapat diminum. Daunnya bisa dijadikan obat tetes mata, dengan jalan menumbuknya; air tumbukan tersebut, bisa diteteskan ke mata untuk cuci mata. Cara ini umum di Pantai Gading. Di sana pula, bandotan dipergunakan untuk sakit perut, penyembuhan luka, dan untuk menyembuhkan patah tulang.[3]
Rebusan daunnya juga bisa dipakai untuk mengobati nyeri dan sesak dada, ekstrak daunnya dipakai untuk mengobati sakit mata panas. Akarnya bisa melawan demam dengan cara ditumbuk/geprek lalu oleskan ke sekujur tubuh. Air dari hasil tumbukan daun babadotan sangat baik untuk merawat mata, dengan cara teteskan rutin pada mata. Ada juga beberapa negara yang memanfaatkan Ageratum Conyzoides sebagai obat herbal untuk patah tulang dan sakit perut.
Jadi jangan remehkan tanaman ini, meski kelihatannya seperti gulma liar biasa, ternyata babadotan memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, semua ini tak lepas dari kandungan zat-zat yang terdapat dalam tanaman ini seperti minyak esensial, alkaloid, dan kumarin. Tapi kudu hati-hati juga, karena tumbuhan ini memiliki daya racun juga, karena itulah di beberapa negara banyak yang memanfaatkan babadotan sebagai insektisida dan nematisida. Bahkan sebuah penelitian menyebutkan; zat alkaloid pirolizidi yang terkandung pada tanaman ini bisa menyebabkan luka-luka pada hati dan bisa menyebabkan tumor.
Sebaiknya konsultasikan dahulu kepada ahli pengobatan herbal sebelum mengkonsumsi babadotan.
Post a Comment
Post a Comment